Karnasnews – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mencatatkan kinerja optimis sepanjang tahun 2022 dengan peningkatan pendapatan secara positif, dan berhasilnya perusahaan menciptakan pertumbuhan perusahaan berkelanjutan dalam kurun waktu 2020-2022.
Hal tersebut disampaikan dalam RUPS Inalum pada 16 Juni 2023 di Kementerian BUMN.
Direktur Utama Inalum, Danny Praditya menyebutkan bahwa kinerja positif tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh keluarga besar Inalum, sekaligus efek dari harga komoditas di market yang sangat kompetitif.
Ia berharap kinerja positif ini bisa membantu Inalum dalam percepatan produksi hingga double capacity sehingga bisa lebih cepat memberikan kontribusi maksimal kepada Indonesia dan masyarakat luas.
“Kita bersyukur bisa agile melawan pandemi, dan kinerja positif ini merupakan bukti kinerja dan kerja keras kami semua. Pun kami bersyukur harga komoditas di market selalu kompetitif yang akhirnya bisa memberikan laba yang cukup baik. Kami saat ini fokus mengakselerasi hilirisasi aluminium dan peningkatan jumlah produksi hingga double capacity. Kami juga berterima kasih dan mohon dukungan kepada seluruh pemangku kepentingan hal tersebut bisa segera tercapai dan memberikan manfaat yang berkelanjutan,” ujar Danny dalam siaran pers diterima Kamis (22/6/2023).
Menurut Danny, sepanjang tahun 2022, Inalum mencatatkan pendapatan bersih sebesar 57% (yoy). Pertumbuhan positif ini didukung oleh meningkatkan harga komoditas. Kinerja ini sesuai dengan rencana pertumbuhan yang berkelanjutan dari perusahaan yang ditandai oleh pertumbuhan compounded annual growth rate (CAGR) 2020-2022 dengan pendapatan tumbuh 38%, laba bersih 252%, EBITDA 81%, pertumbuhan aset 13%, dan pertumbuhan ekuitas 23%.
“Inalum juga secara KPI dan tingkat kesehatan perusahaan berhasil meraih skor 100,86 untuk pencapaian KPI dan skor 95% untuk pencapaian tingkat kesehatan perusahaan dengan predikat Sehat (AA). Transisi energi serta kondisi geopolitik dan pemilihan kondisi ekonomi pasca pandemic Covid-19 di tingkat global menjadi tantangan bagi industri pertambangan untuk tumbuh secara berkelanjutan. Untuk menjawab tantangan tersebut, perusahaan mengadopsi teknologi digital untuk mentransformasi operasi dan memutakhirkan sistem manajemen,” sebutnya.
Menghadapi 2023, sambung Danny, saat ini Inalum fokus pada pengembangan operasional di ekosistem hilirisasi aluminium nasional baik dalam hal pengembangan lingkup rantai pasok aluminium, maupun pengembangan green energy atau energi hijau.
Inalum juga berkomitmen untuk menjadi pemimpin pasar pada sektor komoditas aluminium dan meningkatkan pangsa pasar. Sekaligus akan melakukan aksi korporasi lanjutan dalam hal peningkatan modal dan dana usaha.
“Beberapa aksi korporasi dilakukan dalam rangka peningkatan kapasitas produksi sebagai respon atas tingginya potensi pasar aluminium nasional yang saat ini memiliki permintaan hingga 1 juta ton. Proyek-proyek tersebut antara lain, upgrading teknologi tungku reduksi yang akan selesai pada tahun 2023, optimalisasi smelter Kuala Tanjung yang ditargetkan akan meningkatkan kapasitas produksi di tahun 2024-2025, pembangunan smelter grade alumina refinery di Mempawah, dan proyek diversifikasi aluminium remelt IAA,” terang Danny.
Untuk diketahui, pada RUPS itu juga mengangkat Melati Sarnita sebagai Direktur Pengembangan Usaha Inalum. Sebelumnya ia menjabat beberapa posisi strategis di perusahaan BUMN seperti PT Krakatau Steel (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (Tbk).
Discussion about this post